Macam - Macam Batik Indonesia

Posted by Unknown Saturday, February 23, 2013 1 comments


Batik Banten


Batik Banten adalah Batik yang berasal dari Provinsi Banten dan RI. Kearifan lokal yang tersisa dari pusat kerajaan pemerintah Islam Kesultanan Banten, telah mewarisi berbagai benda-benda kuno yang mempunyai ragam khas dan unik. Lewat warisan itu, masyarakat dapat mengukir karya-karya unggulan sebagai bekal cipta anak cucu di tanah Banten.


Berbagai kajian pemanfaatan ragam hias khas Banten telah ditransformasikan dan didesain ke dalam media kain katun dan sutra yang disebut batik Banten. Batik ini kaya akan muatan filosofi yang mengandung arti dalam setiap motif yang diambil dari toponim. Inilah tatanan aset yang menjadi ciri khas batik Banten tersebut. Batik banten itu sudah masuk di kancah internasional, bukan karena bentuk dan tatanananya saja, melainkan juga ciri khas yang dimiliki.


Sejak dipatenkan tahun 2003, batik Banten telah mengalami proses panjang hingga akhirnya diakui di seluruh dunia. Batik Banten dipatenkan setelah ada kajian di Malaysia dan Singapura yang diikuti 62 negara di dunia. Batik Banten mendapatkan predikat terbaik se-dunia. Setelah ada himbauan pada 5 Juni hari batik sedunia, Banten menjadi batik pertama yang punya hak paten di UNESCO. Bahkan kini Batik Banten telah berkembang ke berbagai mancanegara.


Batik Baten memiliki identitas tell story (motifnya bercerita) memilki khas tersendiri ketimbang batik lain. Beberapa motifnya diadopsi dari benda-benda sejarah (artefak). Di setiap motif terdapat warna abu-abu yang konon menjadi cermin Banten. Semua batiknya mengandung muatan filosofi.


Batik Banten memilki ciri yang khas dan unik karena di samping setiap motifnya bercerita sejarah, juga berasal dari benda-benda peninggalan seperti gerabah dan nama-nama penembahan kerajaan Banten seperti Aryamandalika, Sakingking, dan lain-lain.



                   
Batik Megamendung (Cirebon)

Motif batik Megamendung merupakan karya seni batik yang identik dan bahkan menjadi ikon batik daerah Cirebon dan daerah Indonesia lainnya. Motif batik ini mempunyai kekhasan yang tidak ditemui di daerah penghasil batik lain. Bahkan karena hanya ada di Cirebon dan merupakan masterpiece, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI akan mendaftarkan motif megamendung ke UNESCO untuk mendapatkan pengakuan sebagai salah satu world heritage.'


Motif megamendung sebagai motif dasar batik sudah dikenal luas sampai ke manca negara. Sebagai bukti ketenarannya, motif megamendung pernah dijadikan cover sebuah buku batik terbitan luar negeri yang berjudul Batik Design, karya seorang berkebangsaan Belanda bernama Pepin van Roojen. 

Kekhasan motif megamendung tidak saja pada motifnya yang berupa gambar menyerupai awan dengan warna-warna tegas, tetapi juga nilai-nilai filosofi yang terkandung di dalam motifnya. Hal ini berkaitan erat dengan sejarah lahirnya batik secara keseluruhan di Cirebon. H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds, Ketua Harian Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) menyatakan bahwa:

“Motif megamendung merupakan wujud karya yang sangat luhur dan penuh makna, sehingga penggunaan motif megamendung sebaiknya dijaga dengan baik dan ditempatkan sebagaimana mestinya. 

Pernyataan ini tidak bermaksud membatasi bagaimana motif megamendung diproduksi, tapi lebih kepada ketidaksetujuan penggunaan motif megamendung untuk barang-barang yang sebenarnya kurang pantas, seperti misalnya pelapis sandal di hotel-hotel.”


Batik Jombang

Batik adalah salah satu hasil kerajinan tangan yang berasal dari Indonesia. Hal ini juga penulis tulis dalam Tesis. Batik adalah kerajinan tangan dari Indonesia yang pada umumnya berasal dari daerah Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Cirebon, Madura, Tuban dan lain-lain. Sedangkan batik Jombang baru berkembang pada tahun 2000-an. Jombang adalah salah satu nama daerah Tingkat II (Kabupaten/sub province/DO) yang berada di Propinsi Jawa Timur, Pulau Jawa, I membatik. Batik yang dihasilkan pada masa itu diberi nama Batik Pacinan bermotif kawung dengan warna merah bata dan hijau daun.


Sejarah


Pada tahun 2000 Ibu Hj. Maniati dipanggil oleh Dinas Perindustrian Kabupaten Jombang untuk membicarakan pelatihan/kursus/workshop. Pada 8-10 Februari 2000 Ibu Hj. Maniati beserta putrinya mengikuti kursus batik tulis Warna Alami di Surabaya yang dilaksanakan oleh “Dinas Perindustrian Propinsi Daerah Tingkat I” Jawa Timur. Dari hasil kursus ini Ibu Hj. Maniati beserta putrinya dan ibu-ibu PKK semakin rajin membatik. 

Pada bulan Desember 2000 Ibu Hj. Maniati meresmikan usaha batik dengan nama “Sekar Jati Star” di desa Jatipelem. Pada waktu yang sama Bapak Bupati (ketua daerah/DO) memutuskan untuk mengadakan kursus membatik di desa Jatipelem dengan peserta dari perwakilan wilayah kecamatan (mukim) se-kabupaten Jombang. Pada 16 Desember 2004, Ibu Hj. Maniati mendapat izin usaha tetap dari pemerintah dengan nama “Batik Tulis Sekar Jati Star” dengan nombor SIUP: 00423/13-19/SIUP-K/IX/2004. Selain Ibu Hj. Maniati batik Jombang juga dikembangkan oleh Ibu Kusmiati Slamet. 

Dengan modal awal Rp 2 juta, tahun 2002 mulailah Ibu Kusmiati Slamet dari Desa Jatipelem, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang mengambil tenaga kerja dari para tetangganya sendiri untuk membuat berbagai model dan motif batik dengan khas paten relief Candi Rimbi. Awalnya, prakarsa ini muncul atas dorongan tetangga yang ingin mencari kesibukan dengan belajar membuat batik dengan motif khas Kerajaan Majapahit. Alasannya, karena Jombang dulunya merupakan daerah pecahan Mojokerto, nenek moyangnya sama-sama berasal dari Majapahit.

    
Batik kartini (jepara)

Batik Kartini atau disebut juga Batik Jepara adalah batik yang bermotif sesuai motif batik buatan Kartini. Duta Batik pertama adalah Kartini karena beliau pernah mengirim batik kepada temanya di Belanda.


Sejarah


Seni batik di Jepara telah ada sejak era Kartini sesuai isi buku karya Rouffoer yang sudah diterjemahkan, yakni Kesenian Batik di Hindia Belanda dan Sejarahnya. 

Dalam buku itu disebutkan, RA Kartini pernah mengirim cenderamata ke Belanda berupa kain batik khas Jepara dan Tenun Ikat Troso. Sudah ada satu abad lebih era batik Jepara hilang dari peredaran. Batik sejak dahulu hingga sekarang masih dikerjakan oleh kalangan ibu-ibu. Maka dari itu tidak salah jika batik ini lebih dekat dengan seni ibu.


Motif Khas Jepara


Ada macam-macam motif khas dari Batik Jepara, yaitu:


·         Motif Bunga Kantil
·         Motif Parang Gondosuli
·         Motif Srikaton
·         Motif Srigunung



Pengembangan

Motif batik peninggalan R.A. Kartini itu ada yang berupa bunga kantil, salah satu pohonnya ada di belakang pendapa Kabupaten Jepara. Motif lain adalah Parang Gondosuli, dan motif Srikaton. Motif terakhir ini bergaya Mataraman, namun berbeda dengan yang ada di Solo dan Yogyakarta yang lebih masyhur dengan istilah Srigunung. Kini Suyanti (penggiat Batik Jepara) bersama paguyubannya sudah membikin setidaknya puluhan motif baru.

                
Batik Salem (brebes)

Batik Salem atau yang dikenal dengan motif Batik Brebesan adalah salah satu kekayaan asal Kabupaten Brebes, yang telah menjadi komoditas ekonomi warga Desa Bentar dan Bentarsari Kecamatan Salem.


Batik Brebesan yang saat ini terus untuk bersaing merebut pasar nasional maupun internasional banyak dipengaruhi oleh daerah lain. Balai Besar Kerajinan Batik Jogjakarta mencatat berbagai peperangan yang terjadi pada abad ke 17,18 dan 19, merupakan faktor penyebaran batik ke berbagai daerah. Perang saudara kerajaan Mataram pada tahun 1680 antara Pangeran Puger dan Amangkurat III dan VOC telah memunculkan batik Banyumasan. Tidak hanya itu, Keberadaan Raja Amangkurat I tahun 1646-1677 dari Keraton Kasunanan Surakarta juga telah memengaruhi keberadaan batik Tegalan.


Keberadaan Batik Brebesan muncul sekitar abad ke 19, tepatnya pada tahun 1917 masehi. Menurut sumber yang didapat, keberadaan batik Brebesan atau batik Salem berawal dari kedatangan putri pejabat Pekalongan yang datang ke Salem, Brebes. Pada saat itu, sang putri jatuh cinta kepada pemuda Salem yang akhirnya menikah dan menetap di Desa Bentar.


Dari kejadian tersebut, akhirnya keberadaan batik mulai muncul di Desa Bentar dan akhirnya menyebar ke desa tetangga, seperti Desa Bentarsari dan lainnya. Dari perkembangannya, saat ini batik salem telah munculkan berbagai motif, diantaranya motif kopi pecah, manggar dan ukel dengan ciri khas warna hitam dan putih.


Saat ini batik salem telah menembus pasar nasional. Meski demikian, untuk lebih meningkatkan peminat batik Brebesan dari daerah lain, perlu dilakukan inovasi dalam hal motif batik, antar lain motif cicak dan buaya yang cocok diterapkan pada patik Brebesan. Ini mengacu kepada aspek budaya sekaligus sebagai bentuk pengembangan aspek seni batik.


Batik Salem kini kaya akan motif diantaranya motif kopi pecah, mangga, merak, ukel kangkung, sinar rantai dan lain sebagainya. Harganya pun kini bervariasi ada yang harga kualitas mahal, ada pula harga kualitas murah. Kini satu lagi motif dari batik salem yang menggambarkan produk unggulan kota Brebes ,dalam satu helai kain bergambar bebek dan juga bawang merah, gambar bebek menunjukan penghasil telur asin, gambar bawang merah ,karena merupakan salah satu produk unggulan daerah brebes.
        
Batik Madura

Batik Madura adalah salah satu bentuk seni budaya, batik tulis Madura banyak diminati dan populer dengan konsumen lokal dan internasional. Dengan bentuk khas dan motif batik tulis Madura memiliki keunikan sendiri untuk konsumen. Gaya dan berbagai unik dan bebas, sifat pribadi produksinya dilakukan di unit, mereka masih mempertahankan produksi tradisional, yang ditulis dan diolah dengan cara tradisional.

Kebanyakan orang mengenal batik tulis Madura dengan karakter yang kuat, yang dicirikan oleh bebas, dengan warna yang berani (merah, kuning, hijau muda). Tapi jarang yang mengetahui bahwa batik Madura mungkin telah lebih dari seribu motif dan paling terkemuka di pasar batik di indonesia maupun mancanegara. Sejarah mencatat produsen batik Madura yang cukup terkenal. Apa yang membuatnya menjadi seperti itu, mungkin karena kedua komoditas tersebut merupakan bagian integral dari tradisi masyarakat mereka sendiri.

Pada dasaranya, Batik dengan berbagai bentuk dan pola, apakah itu batik Madura, batik pekalongan, batik Jawa, batik jogja, solo batik dan batik-batik daerah lain budaya tinggi adalah karya seni yang perlu dipertahankan, dilestarikan, dikembangkan sehingga menjadi aset berharga bangsa ini di mata internasional.

Di Pulau Madura sendiri sudah sejak lama dikenal sejumlah sentra kerajinan batik. Misalnya di Kabupaten Pamekasan, sejak jaman dulu banyak perajin dan pengusaha batik bermukin dan mengembangkan usaha batiknya di wilayah tersebut. Sampai saat ini Kabupaten Pamekasan dikenal sebagai salah satu sentra industri kerajinan Batik di Pulau Madura. Karena, dibandingkan dengan kabupaten-kabupten lain di Pulau Madura, Kabupaten Pamekasan inilah yang paling banyak dihuni para perajin dan pengusaha batik.

Tradisi mengenai kain batik yang tertanam cukup kuat di kalangan masyarakat Madura telah membuat budaya membatik dan memakai kain batik terpelihara dengan baik di kalangan mereka. Bahkan ketika kain batik belum sepopuler seperti dewasa ini, masyarakat Madura tetap memproduksi dan mengenakan pakaian batik, karena batik merupakan bagian dari adat dan budaya mereka sehari-hari. Kini ketika kain batik sudah begitu populer dan memasyarakat, para perajin dan pengusaha batik di Pulau Madura semakin bergairah dalam memprodusi kain batik. Dan salah satunya kayanabatik yang merupakan salah satu produsen batik yang selalu menghadirkan motif-motif terbaru dan batik tulis madura yang mudah di jangkau.
     
Batik tanah liat (minangkabau)

Batik tanah liat (bahasa Minangkabau: batik tanah liek) adalah jenis kain batik yang berasal dari Minangkabau. Batik ini menggunakan tanah liat sebagai pewarna. Kain mula-mula direndam selama seminggu dengan tanah liat, kemudian dicuci dan diberi pewarnaan alamiah lain yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.


Sejarah

Asal batik ini diduga dari negeri Cina yang diduga masuk ke Minangkabau pada abad ke 16 pada zaman Kerajaan Minangkabau berpusat di Pagaruyung, Batusangkar. Batik tanah liat sempat hilang tanpa jejak pada masa penjajahan Jepang, namun berkat usaha Wirda Hanim, teknik batik ini diperkenalkan kembali pada tahun 1994 .

Awalnya Wirda Hanim melihat motif batik ini digunakan oleh beberapa orang penduduk nagari Sumani, Kecamatan X Koto, Singkarak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Beliau tertarik dengan batik yang langka tersebut dan berniat untuk membangkitkan kembali seni tradisional batik tanah liat yang hampir punah .

Motif-motif

Motif batik tanah liat tradisional adalah kuda laut dan burung hong, namun sekarang selain motif Cina diperkenalkan juga motif tradisional Minangkabau seperti siriah dalam carano, kaluak paku, kuciang tidua, lokcan, batuang kayu, tari piring, kipas.


Saat sekarang motif-motif baru juga diperkenalkan yang inspirasinya diambil dari kekayaan budaya alam Minangkabau, seperti motif tabuik (tabut), Jam Gadang dan Rumah Gadang [5]. Saat sekarang ada tiga sentra pembuatan batik tanah liat di Propinsi Sumatera Barat, yakni di Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan dan di Kabupaten Dharmasraya. Masing-masing sentra ini menampilkan corak tersendiri berdasarkan lingkungan masing-masing, bahkan di Dharmasraya mereka mengembangkan motif baru, bunga sawit.
       

Batik Solo

Solo Sebuah kota di Jawa tengah yang masih lekat sekali dengan budaya Jawa. Dengan slogan SOLO the Spirit of Java.Solo bertekad terus menjaga dan melestarikan budaya jawa.


Kota Solo memang merupakan salah satu tempat wisata belanja kain batik terkenal di Indonesia. Di sini banyak sekali terdapat sentra kain batik, yang tersohor antara lain kawasan Kampung Batik Laweyan dan kawasan Kampung Wisata Batik Kauman.Batik adalah salah satu produk kota dan telah menjadi Icon kota solo.khas batik solo sudah di kenal di seluruh Indonesia dan menjadi produk andalan export.


Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak dari dahulu. Polanya tetap antara lain terkenal dengan “Sidomukti” dan “Sidoluruh”.

Kampung Batik Laweyan

Laweyen adalah salah satu sentral Batik di Solo. Kampung ini Tentunya ada banyak sekali sejarah yang tertinggal di kapung ini dan menjadi icon Batik Solo.


Batik merupakan hasil karya seni tradisional yang banyak ditekuni masyarakat Laweyan. Sejak abad ke-19 kampung ini sudah dikenal sebagai kampung batik. Itulah sebabnya kampung Laweyan pernah dikenal sebagai kampung juragan batik yang mencapai kejayaannya di era tahun 70-an. Menurut Alpha yang juga pengelola Batik Mahkota,

   
Batik Pekalongan

Meskipun tidak ada catatan resmi kapan batik mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data yang tercatat di Deperindag, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil berupa bahan baju.


Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah - daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik.


Ke timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.


Seiring berjalannya waktu, Batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di daerah ini batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota dan daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo.


Sehubungan dengan itu beberapa jenis motif batik hasil pengaruh dari berbagai negara tersebut kemudian dikenal sebagai identitas batik Pekalongan. Adapun motifnya antara lain batik Jlamprang diilhami dari Negeri India dan Arab, batik Encim dan Klengenan, dipengaruhi oleh peranakan Cina, batik Pagi Sore oleh Belanda, dan batik Hokokai, tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang.


Batik Pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintir pengusaha bermodal besar. Sejak berpuluh tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik Pekalongan dikerjakan di rumah-rumah. Akibatnya, batik Pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan yang kini terbagi dalam dua wilayah administratif, yakni Kotamadya Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan.


        
Batik Malang

Banyak orang mengenal Kota Malang sebagai kota penghasil apel, namun jangan salah ternyata kota yang terletak di Jawa Timur ini juga memiliki corak batik tersendiri yang dikenal dengan batik Malang. Sejarah batik Malang diawali dari batik khas pedalaman Malang yang telah dipakai dalam upacara adat sejak sebelum tahun 1900-an. 

Batik tersebut selalu mempunyai motif: Sido Mukti Malang dengan hiasan kotak putih di tengah yang biasa disebut Modhang Koro. Motif ini dipakai sebagai udheng (laki-laki) dan sewek (perempuan) dalam acara resmi untuk semua lapisan masyarakat.


Motif yang selalu muncul dalam batik Malang antara lain, Sawat Kembang Pring (motif bambu jawa sakbarong), Dele Kecer (hijau-merah), Kembang Kopi (gambar kopi dibelah dua berwarna hitam), Kembang Juwet (biru-hijau), Kembang Tanjung (kuning-sawo matang, bentuk bunga bulat tengah pinggir bergerigi), Kembang Jeruk (coklat), Kembang Manggar (putih-kuning), Kembang Mayang (merah-kuning), dan Kembang Padma (teratai) (Karimun, 2007).


Sampai saat ini, batik Malang masih belum begitu familiar bagi masyarakat Indonesia. Namunn penggalian motif batik Malang masih terus diusahakan oleh pemerintah Malang bersama organisasi-organisasi terkait lainnya. Hal ini dilakukan agar jangan sampai batik Malang menjadi punah dan tetap bertahan menjadi warisan budaya Indonesia.


         
Batik Tasikmalaya



Kota Tasikmalaya tak hanya terkenal dengan bordirnya. Kota yang terletak di Priangan Timur ini ternyata juga memiliki ragam batik sendiri. Tasikmalaya bahkan menjadi salah satu sentra batik di Jawa Barat. Pada masa kejayaannya, yaitu tahun 1960-an hingga 1980-an, batik Tasikmalaya sempat merajai pasar.


Batik Tasikmalaya terdiri atas dua jenis, yaitu batik cetak dan batik tulis (buatan tangan). Batik buatan tangan jelas memiliki nilai lebih tinggi karena pengerjaannya lebih detail sehingga tampil menonjol. Batik tulis biasanya dikerjakan oleh pembatik senior yang berpengalaman serta menguasai pembuatan motif.


Keunikan motif batik Tasikmalaya membuatnya berbeda dari batik daerah lain. Motif yang digunakan umumnya bertema flora dan fauna yang ada di Tatar Pasundan. Binatang-binatang yang biasa dijadikan motif batik Tasikmalaya di antaranya uncal (kancil atau rusa), ramat lancah (laba-laba), kupu-kupu dan lain-lain. 

Sementara motif flora banyak terinspirasi dari tanaman jukut riut (bunga putri malu), bunga nusa indah, bunga melati, bunga cengkeh, dan sebagainya.


Sebagian besar batik Tasikmalaya memiliki warna-warna cerah, seperti hijau muda, hijau daun, biru, merah, pink, ungu, bahkan oranye. Kain batik yang berwarna-warni tersebut cocok untuk busana kerja atau pakaian sehari-hari, seperti blus, rok, kemeja, dan gaun terusan.


Seiring meningkatnya popularitas batik sebagai busana sehari-hari dalam beberapa tahun terakhir, batik Tasikmalaya kini mulai bangkit untuk mengulang kejayaannya di masa silam. Sentra batik yang berada di Kecamatan Cipedes dan Indihiang semakin aktif memproduksi aneka busana dengan model klasik maupun modern.



        
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Macam - Macam Batik Indonesia
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://wahyu-juniyanto.blogspot.com/2013/02/macam-macam-batik.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

1 comments:

Unknown said...
This comment has been removed by the author.

Post a Comment

Belajar SEO dan Blog support Online Shop Aksesoris Wanita - Original design by Bamz | Copyright of Oblag's Blog.

Followers

Please Bantu Saya, Like This !!!

×

Powered By Blogger Widget and Get This Widget